31 Mei 2008

Gubernur Tutup MTQ XXII

* Pontianak Juara Umum, Landak Tuan Rumah MTQ XXIII

Borneo Tribune, Seperti diawal pembukaan MTQ seminggu yang lalu yang dipadati ratusan masyarakat, kali ini juga, acara penutupan yang langsung dihadiri Gubernur Kalbar Drs. Cornelis,MH juga di penuhi ratusan warga. Detuman kembang api semakin memeriahkan acara penutupan. Padahal sebelumnya Kota Singkawang diguyur hujan tak menyurutkan semangat masyarakat kota Singkawang.

Rentak tari seni budaya NKRI yang disajikan 330 penari dari 13 kabupaten kota juga memeriahkan acara penutupan, ratusan orang yang sedari tadi duduk-duduk ditribune penonton bergegas mendekati lapangan, mereka ingin menyaksikan lebih dekat tarian itu, tak peduli jalan basah mereka tetap memaksa mendekati lapangan.

Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis, MH memberikan apresiasi tersediri penyelenggaraan MTQ XXII di Singkawang, menurutnya ini merupakan penyeelenggaraan tersukses yang pernah ia saksikan. “Saya harap daerah bisa meniru Singkawang dalam penyelenggaraan MTQ terutama untuk Kabupaten Landak,”jelasnya.

Pada kesempatan itu juga Gubernur berjanji akan memberikan uang pembinaan senilai Rp2 juta untuk setiap juara satu semua golongan cabang MTQ yang diperlombakan, gubernur juga memberikan bantuan sebuah motor kepada LPTQ Kab. Landak yang akan dipergunakan untuk operasional.

Sesuai prediksi sebelumnya Kota Pontianak menjadi juara umum untuk ketiga kalinya. Walokota Pontianak yang menerima langsung piala berucap syukur, karena Kota yang dia pimpin mampu mempertahankan gelar yang cukup berat ini.

Sesuai dengan peringkat yang ditetapkan dewan hakim, Kota Pontianak mengumpulkan nilai 61, dengan menyisihkan kabupaten lainnya. Untuk peringkat kedua dirah Kabupaten Pontianak dengan nilai 52, Kota Singkawang selaku tuan rumah duduk di peringkat ketiga dengan nilai 31, Kabupaten Sanggau dengan nilai 28 di peringkat empat, Kabupaten Kubu Raya dengan nilai 23 diperingkat kelima, Kabupaten Landak dengan nilai 19, dan Kabupaten Bengkayang dengan nilai 12.

Kemudian sesuai dengan keputusan dewan hakim, Kota Pontianak meraih terbaik satu pada cabang golongan tartil quran untuk putri, tartil golongan anak-anak putri, golongan remaja terbaik putri, golongan qiraatusaba’ putra, golongan qira’atusab’a putrid, golongan lima juz putra, golongan sepuluh juz putra, golongan tiga puluh juz putra, fahmil qur’an.

Untuk Kabupaten Pontianak memperoleh terbaik satu pada golongan tartil, terbaik satu cabang tartil golongan remaja, terbaik satu putrid cabang hifzil quran satu juz ma’at tilawah, terbaik satu golongan lima juz putri, terbaik satu golongan sepuluh juz putri, terbaik satu golongan dua puluh juz putra, terbaik satu regu syrhil quran, terbaik satu khattil quran golongan naskah putra dan putri.

Kota Singkawang meraih terbaik satu pada cabang tilawah golongan anak, terbaik satu golongan qir’atussabah putrid, golongan terbaik satu cabang hifzil qur’an satu juz putra, terbaik putra putri cabang khatil quran golongan dekorasi. Sebagai terbaik empat, Sanggau meraih terbaik satu pada cabang tilawah golongan dewasa putri, terbaik satu putra putri cabang khatil qur’an golongan hiasan mushaf, dan untuk yang lainnya bereda diposisi dua tiga, empat, hingga enam.

Sementara Kubu Raya sebagai pendatang baru meraih terbaik kelima, namun kabupaten ini sama sekali tidak dapat mendudukan pesertanya yang mengikut pada terbaik pertama. Namun untuk terbaik kedua kabupaten pecakan Kabupaten Pontianak ini merah terbaik dua pada cabang tilawah golongan anak, terbaik kedua golongan remaja putri tilawah, terbaik kedua golongan qura’tussabah putri, cabang tilawah golongan cacat netra putri, terbaik dua cabang fahmil qur’an, terbaik kedua golongan khattil qura’an mushaf putri.

Kabupaten Landak yang menjadi terbaik enam dan akan menjadi tuan rumah MTQ XXIII berhasiul mendudukan pesertanya dari cabang tilawah golongan dewasa putra menjadi terbaik pertama, terbaik pertama cabang cacat nerta putra. Sementara Kabuoaten Bengkayang sebagai terbaik ke tujuh dapat mendudukan pesertanya pada terbaiuk pertama di cabang tilawah golongan cacat netra putri. Untuk yang lainnya hanya meraih pada posisi terbaik kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam.

Pada malam itu Walikota Singkawang Hasan Karman kembali menegaskan janjinya untuk menaikkan haji bagi peserta yang meraih juara satu tilawah deawasa putrid-putri. Katanya Pemerintah Kota Singkawang menyediakan hadih beruapa ongkos naik haji dengan nilai 35 juta. Ongkos itu diperolah dari para donasi. Selain itu sebagai wujud penghargaan lainnya, Pemerintah Kota Singkawang menyediakan hadiah tambahan bagi juara harapan dua dan tiga , masing-masing sebesar lima ratus dan tigatus ribu rupiah. Secara keseluruhan, total hadiah yang dikeluarkan berjumlah Rp. 94.500.000.

“Mudah-mudahan hadiah tambahan ini bermanfaat, dan kami ucapkan selamat jalan, semoga selamat sampai pada tujuan,” doa Hasan Karman. (Mujidi/Sugeng, Borneo Tribune)

Kafilah Kunjungi Tiga Lokasi Pariwisata

Borneo Tribune, Untuk mengihilangkan rasa jenuh selama mengikuti rangkaian pertandingan pada MTQ XXII Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang, Sabtu (31/5) kemarin para kafilah diberikan kesempatan untuk mengunjungi tiga tempat pariwisata yang telah direkomendasikan. Tempat-tempat itu diantaranya, Taman Bukit Bougenvile, Pasir Panjang, dan Island Park.

Agar perjalanan pariwisata tersebut berjalan rapi, maka para kafilah dituntun dari lokasi yang satu ke lokasi yang lainnya. Untuk langkah pertama kunjungan yang dimulai sekitar pukul delapan tersebut diawali dengan mengunjungi taman bukit bougenvil Kota Singkawang. Menurut salah seorang pantia, tempat tersebut dituju karena sebagai cerminan taman di Kota Singkawang dan Kalimantan Barat.


Taman tersebut mempunyai potensi besar untuk membangun Pariwisata Kota Singkawang. Sebagai taman bunga, bougenvile sendiri punya semboyan, belum sampai ke Kota Singkawang bila tidak berkunjung ke taman bougenvil. Dengan dijadikannya taman bougenvil sebagai tempat tujuan para kafilah tersebut disambut baik oleh sang pemilik, Darminto.


”Dengan kunjungan para kafilah ini akan menambah pemasukan untuk taman kita,” kata Darminto saat ditemui di tamannya kemarin. Selain itu, yang tidak kalah penting dari kunjungan para kafilah tersebut, diharapkan dapat mempromusikan taman bukit bougenvil. Dan kata Darminto tentunya diharapkan para pengunjung tersebut suatu saat dapat kembali lagi ke Kota Singkawang dengan membawa sanak keluarga terdekat.


Setelah lebih dari satu jam, rombongan yang menggunakan puluhan mobil tersebut menuju ke taman pasir panjang. Di taman ini para kafilah dimanjakan dengan permandangan indahnya pantai, dan luasnya laut. Di tempat ini, para kafilah disuguhkan makan siang yang telah disiapkan panitia komsumsi. Kafilah juga diberikan kesempatan untuk salah zduhur.


Setelah makan siang dan salat usai dilaksaakan, dengan tuntuan para pantia, para kafilah kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini mereka akan mengunjungi taman Islan Park, atau yang lebih dikenal dengan Teluk Majantu.


Dengan adanya program tamasya tersebut, rombongan kafilah Kabupaten Pontianak merasa gembira dan senang. Karena dapat menghilangkan rasa lelah selama mengikuti beragam perlombaan selama MTQ dilaksanakan.


”Pelayanan diberikan panitia sangat luar biasa, dengan kunjungan bersama ini selain mempererat silaturrahmi sesama kafilah, dan sangat menghibur sekali,” ungkap salah satu official asal Kabupaten Pontianak, Ahmad Pagi. (Mujidi, Borneo Tribune)

Layani Komsumsi Kafilah, Belasan Katering Dilibatkan

Borneo Tribune, Suksesnya pelaksanaan MTQ di Kota Singkawang termasuk didalamnya dalam pengadaan komsumsi tidak terlepas dari partisipasi catering yang ada di Kota Singkawang. Bukan hanya satu, dua, atau pun tiga, jumlah penyaji makanan tersebut mencapai belasan kelompok. Demikian diungkapkan Ketua PKK Kota Singkawang, Ny. Emma Hasan Karman, saat ditemui di taman pasir panjang, Sabtu (31/05) kemarin. Ia mengiringi seluruh kafilah dari kabupaten dan kota dalam rekreasi yng dirancang pantia.

”Dengan bantuan para katering tersebut, beban panitia teringankan. Terlebih para katering mau bekerja secara maksimal,” kata Emma menambahkan. Ia didampingi ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Singkawang Ny. Sulha Edy R. Yacoub.


Menurut Emma, selama mempersiapkan konsumsi, pihaknya tidak mendapatkan hambatan yang begitu berati. Para kafilah tidah pernah menyatakan rasa keberatan dengan makanan-makanan yang disajikan para katering tersebut. Tidak adanya keluhan dari para kafilah itu dikarenakan daya kerja yang dilakukan para katering begitu maksimal. Katering selalu menyajikan makanan yang berveriasi dalam satu hari.


”Walau anggaran untuk konsumsi sangat kecil, para katering tersebut dapat memenejnya dengan baik. Hal itu dapat dilihat berveriasinya makanan yang disajikan untuk para kafilah,” kata Emma.


Selain itu, Emma memandang suksesnya pantia bidang konsumsi dikarenakan rasa persatuan antara ibu-ibu, terutama ibu-ibu kepala dinas cukuplah tinggi. Mereka mau berkerja semaksimal mungkin demi lancarnya pelaksanaan MYQ XXII di Kota Singkawang.


Terkait dengan kualitas sehat atau tidaknya makanan yang dikomsumsi dan disuguhkan pada para kafilah, menurut Emma, pihak panitia bidang kesehatan melakukan pengetesan sebelum makan itu disajikan. Tese tersebut dimaksudkan untuk menjaga kesehatan para peserta selama pelaksanaan MTQ ke XXII.


”Kita tidak menginginkan para peserta ada yang sakit karena menkonsumsi makanan yang kita suguhkan,” terang Emma.


Bukan hanya melakukan kontrol pada makanan, Emma Hasan Karma kerap kali mengunjungi para kafila dimana mereka menginap. Tujuan Emma itu tidak lain tidak bukan untuk mempertanyakan bagaimana kondisi kesehatan. Dengan cara seperti itu, Emma akan mendapatkan informasi yang buruk dan baik dari para peserta.


Apa yang dikatakan Emma dibenarkan Sulha, lebih khsusus wanita berkerudung ini memberikan apresiasi terhadap kinerja para katering. Walau dengan rasa lelah, para katering tersebut tidak mengeluh dengan pekerjaan yang telah diembankan pada mereka. Yang tidak kalah penting, kerja katering tersebut merupakan bentuk amal demi pelaksanaan MTQ XXII di Kota Singkawang. (Mujidi, Borneo Tribune)

30 Mei 2008

Tablig Akbar MTQ XXII


*Said Agil Siradj: Pentinganya Kerukunan Hidup Beragama

Borneo Tribune,
tidak hanya untuk menghidupkan syiar agama islam di Kalimantan Barat, akan tetapi pelaksanaan MTQ XXII di Kota Singkawang juga sebagai moment untuk memupuk kerukunan dalam umat bergama. Pembinaan kerukunan umat itu diperlukan karena Kalimantan Barat, khususnya Kota Singkawang bercirikan hidup yang plural. Wilyah yang tidak hanya didiami satu suku, namun bergam suku. Daerah yang tidah hanya dimiliki satu agama, akan tetapi bergam agama.

Karena pentingnya pembangunan dan pembinaan kerukuna tersebut, maka pada Kamis (29/5) malam kemarin, panitia menghadirkan salah seorang kiai yang didatang dari Jakarta. Ia dalah KH. Prof. Dr. Saud Agil Siradj. Kedatangannya bertujuan untuk untuk mengisi tablig akbar yang telah dirancang oleh pantia.

Bukan di ruangan tertutup, tabliq akbar yang dimulai setelah final tilawah qiraat tersebut digelar di lapangan terbuka Kridasana Kota Singkawang. Kedatangan Siradj disambut ratusan, bahkan ribuan masyarakat. Dengan beragam warnah pakian, putih, hitam, dan lainnya, masyarakat tersebut berduyun-duyun datang, mulai selesainya salat magrib. Mereka mengisi tempat duduk di tribune, dan ratusan diantara mereka juga ada yang duduk dan berdiri di lapangan, berhadapan langsung dengan mimbar utama tempat berdirinya penceramah.

Sebelum Said tampil memberikan tausiah, Wakil Walikota Singkawang, Edy R. Yacoub tampil memberikan pengantar. Ia mengatakan, Singkawang merupakan kota yang plural. Kota yang lebih memiliki keragama dibandingan dengan kota taupun kabupaten lain. Kota tersebut diisi belasan bahkan puluhan etnis, serta juga disi beragam umat beragama. Namun sebagai kota dengan beragam keragaman tersebut, Kota Singkawang meruapakan daerah yang aman, dan jauh dari komplik antar agama, ataupun etnis yang berkepanjangan.

Keragaman yang dimiliki Kota Singkawang menjadi pijakan awal bagi Said Agil Sirad menyampaikan tausiah. Menurut tokoh NU ini, keberagaman tersebut merupakan kekayaan dan harus dijaga. Dengan kata lain jangan sampai, dengan keragaman tersebut terjadi perpecahan yang selanjutnya berdampak pada kerukunan sesama. Perbedaan suku, agama, dan budaya bukan dasar untuk terjadinya perpecahan. Akan tetapi kebergaman tersebut merupakan aset yang kaya untuk membangun suatu bangsa.
Sebagai contoh, Nabi Muhammad meruapkan sosok pemimpin yang selalu menghargai perbedaan. Muhamad tidak akan megusir bahkan memusuhi orang kafir yang tidak memusuhi orang islam. Selain itu, Muhammad juga tidak pernah meminta pada orang Islam untuk memusuhi orang kafir yang tidak bermusuhan dengan islam. Bahkan kata Said, disebutkan dalam satu riwayat, salah seorang tentara Islam pernah dibunuh kisas karena telah membunuh orang kafir yang tidak memusuhi islam.

”Karena bercermin dari sikap Muhammad tersebut, warga di Kota Singkwang harus tetap rukun dalam membina kehidupan,” tambah Said.

Pentingnya hidup rukun juga diungkapkan dalam kita suci agam Islam, Al-quran. Ini terbukti dengan pembahasan pentinganya hidup bersosial lebih banyak dibahas dibanding dengan pembahasan yang terkait dengan aqidah atau ketauhidan. Bila dihitung dengan persentasi, sekitar sembilan puluh lima persen ayat-ayat dalam aquran berbicara tentang kehidupan sosial, dan hanya sekitar lima persen yang hanya berbicara tentang ketauhidan.

”Dengan pembahasan dalam alquran tersebut menandakan bahwa kerukunan dalam kehidupan sosial harus diutamakan,” kata Siradj (Mjidi, Borneo Tribune)

Tuan Rumah Kota Singkawang Dipuji

Borneo Tribune, walaupun penutupan pelaksanaan MTQ XXII Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang baru akan dilakukan pada malam ini, namun beberapa pihak telah memberikan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan Kota Singkawang sebagai tuan rumah sangat baik dan sukses. Selanjutnya, semua pelayanan yang diberikan tersebut bisa menjadi contoh bagi kabupaten atau kota yang akan menjadi tuan rumah MTQ XXIII mendatang. Beberapa penilain tersebut diperoleh dari beberapa kafilah kabupaten dan kota lainnya di Kalimantan Barat.

Para kafilah tersebut merasa pantas untuk memberikan pujian dikarenakn pelayanan yang diberikan Kota Singkawang sebagai tuan rumah sangat maksimal. Mulai dari penginapan yang diberikan, kemanan, dan berbagai akomodasi lainnya. Hingga dengan pelayanan tersebut, para peserta dari kafilah merasa dihormati dan dihargai.

”Kami merasa berterimah kasih dan memandang apa yang diberikan para pantia khususnya Kota Singkawang sebagai tuan rumah sagat baik dan maksimal,” demikian dikatakan Sekretaris LPTQ Kabupaten Kubu Raya, Jakariansyah saat ditemui di lokasi penginapannya beberpa hari lalu.

Menurut Jakariansyah, pelayanan maksimal yang diberikan tuan rumah tersebut terlaksana karena beragam fasilitas yang dimiliki sangat lengkap. Mulai dari lokasi perlombaan hingga, tempat penginapan.

”Hotel sangat banyak, hal itulah yang membuat Kota Singkawang lebih dari kabupaten lainny. Selain itu Kota Singkawang juga mempunyai pantai dan keindahan alam yang juga belum tentu dimiliki oleh daerah lainnya,” kata Jakariansyah menambahkan.

Di lokasi yang terpisah, ketua Kafilah Kabupaten Kayong Utara, Abdul Malik Majri juga menyatakan rasa simpatik kafilahnya terhadap pelayanan yang diberikan Kota Singkawang sebagai panitia yang juga merangkap sebagai tuna rumah. Sama dengan Jakaria, Majri mengatakan kafilah yang dipimpinya merasa terpuaskan dengan pelayanan yang telah diberikan.

”Dalam hal ini Kota Singkawang dapat dijadikan contoh oleh kota ataupun kabupaten lain yang akan berniat untuk menjadi tuan tumah MTQ XXIII pada tiga tahun yang akan datang,” jelas Majri.

Karena pelayanan tersebut, Majri atas nama kafilanya merasa berterima kasih pada tuan rumah. Sehingga dengan pelayanan yang diberikan, para kafilah merasa sangat terbantu, dan mendapatkan kemudahan-kemudahan selama mulai dari kedatangan kafilah hingga MTQ dilaksanakan. (Mujidi, Borneo Tribune)

Kal-Bar Perlu Pondok Tafsir

Borneo Tribune, Dalam pelombaan MTQ XXII Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang terpaksa untuk tidak memperlombakan cabang tafsir. Dikarenakan keterbatasan sumberdaya manusia yang dimiliki Kalimantan Barat. Demikian dikatakan, Ketua Harian LPTQ Provinsi Kalimantan Barat, Sabhan A. Rasyid, saat ditemui di GOR Bantilan Kota Singkawang, beberapa hari yang lalu.

”Ketiadaan sumberdaya di bidag tafsir tersebut dikarenakan Kalimantan Barat tidak mempunyai tempat untuk pembinaan,” kata Rasyid menjelaskan.

Karena tidak adanya tempat untuk pembinaan, Rasyid menilai Kalimantan Barat perlu membangun pondok khusus untuk mengahsilkan mufasir-mufasirah di Kalimantan Barat. Namun untuk membangun pondok tersebut, tentunya kan terbentur dengan minimnya dana yang dimiliki.

Karena tidak adanya pondok untuk tafsir di Kalimantan Barat, bibit-bibit atau mufasir tersebut banyak tumbuh dan berkembang saat menimbah dunia pendidikan di luar Kalimantan Barat, terutama di Jawa.

”Mereka yang berlajar keluar itu yang kita harapkan,” tambah Sabhan kembali. Sabhan memperkirakan, apabila pembinaan tafsir tersebut tidak dilakukan, maka Kalimantan Barat tidak akan pernah ada orang-orang yang pandai tafsir yang lahir dari Kalimanatan Barat. Hingga selalu mengharapakan mereka yang belajar di luar Kalbar. (Mujidi, Borneo Tribune)

Tampil Pertama Kali, Prestasi KKR Membanggakan

Borneo Tribune, Sebagai pendatangan baru, perestasi yang dicapai Kabupaten Kubu Raya sangat membanggakan. Hal ini dikarenakan mampu melolosakan sebelas pesertanya dalam final masing-masing cabang yang diperlombakan pada MTQ XXII di Kota Singkawang.

Peserta yang masuk finas tersebut diantaranya, pada cabang tilawah tartil putri putra atas nama Ega, Muhammad Rizal pada tilawah anak-anak putra, Umar Hariyaksa pada tilawah remja putri, Siti Chotijah pada hhat mushaf putri, Eka Wahyuni pada tilawah qiraat putri, Sumiyati, tilawah cacat netra putri dan putra atas nama Manati dan Ayub Aman Alanshori, tahfiz sepuluh juz putri, Siti Marwah, tahfizh dua puluh juz, samsul arifin, dan fahmil qur’an yang telah memastikan diri meraih juara dua.

”Dengan prestasi tersebut kami, sebagai bagian dari kafilah Kubu Raya dan masyarakat Kubu Raya sangat berbangga. Karena walau baru pertama kali ikut dalam MTQ tingkat provinsi, kai telah mampu bersaing dengan kabupaten dan kota lainnya,” demikian dikatakan Sekretasi LPTQ Kabupaten Kubu Raya, Jakariansyah, didampingi Ismail Karim sebagai ofesial bidang khat putri, dan Drs. Japridin selaku koordinator stan KKR saat jumpa pers bersama wartawan, kemarin.

Jakriaya menambahkan, hasil dari para peserta tersebut tidak terlepas dari bantuan dan dorongan yang diberikan masyarakat Kubu Raya. Yang dengan suka rela memberikan dana bantuan untuk kafilah dengan tujuan agar dapat membawa nama baik KKR.

Untuk bidang stand, Japridin mengatakan, keikutsertaan KKR kali ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan pada masyarakat tentang jati diri KKR. Bahwa sebagai kabupaten baru KKR telah eksis. Karena sosialisasi tersebut, pada pameran yang dilakukan, stand KKR menampilkan lambang KKR. Dan katanya lambang tersebut hasil dari sayembara dan baru akan diperdakan setelah anggota DPRD KKR terisi dan terbentuk.

Sementara itu Ismail Karim, dalam kesempatan tersebut mengucapakan terima kasih pada pantia yang telah memberikan pelayanan yang maksimal. Dan kerena pelayanan tersebut, semua peserta yang tegabung dalam akfilah KKR mendapat kemudahan dalam segala hal. (Mujidi, Borneo Tribune)

29 Mei 2008

Walau Tidak ke Final, KKU Terpuaskan

Borneo Tribune, Sesuai dengan pengumuman yang disampaikan dewan hakim, tidak satupun peserta dari kafilah Kabupaten Kayong Utara yang mampu menembus final pada masing-masing cabang yang diperlombakan. Namun hal tersebut tidak membuat kafilah ini berkecil hati, dan tetap bersemangat dan merasa puas dengan hasil yang telah diperoleh.

”Walau tidak satupun cabang yang membawa kami ke final, kami merasa sangat puas. Dan ini sebagai pembelajaran terbaik bagi kami untuk MTQ yang akan datang,” demikian dikatakan ketua Kafilah Kabupaten Kayong Utara (KKU), Abdulmalik Majri, saat ditemui di lokasi penginapan kafilah KKU, Kamis (29/5) kemarin.

Selain itu, Majri juga mengatakan, tidak adanya satu cabangpun yang diraih KKU tidak membuat kafilah KKU berlalu mendahului kafilah lainnya meninggalkan Kota Singkawang. Hl itu bertujuan agar para kafilah KKU belajar dan menimbah ilmu. Karena dasar tersebut, kafilah dari kabupaten kedua termuda ini memutuskan untuk bertahan di Kota Singkawang hingga penutupan MTQ

”Dengan waktu yang ada, kita meminta pada peserta dari kita untuk menyaksikan perlomabaan itu, maksudnya sebagai pembelajaran,” kata Malik.

Selanjutnya, sebagai kabupten yang juga baru pertama kali ikut MTQ, kafilah Kayong Utara berjumlah lima puluh orang termasuk penjaga pameran, opesial, pelatih, dan para peserta. Khusus untuk peserta, KKU mengutuskan enam belas orang untuk memperebuatkan di lima cabang, tilawah, tartil, khat, fahmil, dan syarhil. (Mujidi, Borneo Tribune)


Kemenangan Fahmil Hadiah Pertama Untuk Pontianak

*Kubu Raya Juara Dua

Borneo Tribune, Peserta cabang fahmil dari Kota Pontianak menjadi pembuka juara bagi Kota Pontianak. Dengan mengungguli lawan lainnya yang datang dari Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Melawi ini mampu merebut juara satu pada perlombaan beregu tersebut.

Pada hasil akhir, Kota Pontianak mengumpul nilai 925, Kubu Raya 775, Kabupaten Pontianak, 525, kemudian disusul Kabupaten Melawi dengan nilai yang dikumpulkan sebanyak 425 point. Kemenangan Kontingen Kota Pontianak tersebut membuat pendukung Kota Pontianak bersukaria, termasuk ketua Kafilahnya, H. Aswani.

”Saya ikut berbangga dengan kemenangan yang diraih oleh peserta kita, dan kemenagan ini merupakan gelar juara pertama yang disumbangkan untuk Kota Pontianak pada MTQ XXII saat ini,” kata Aswani saat ditemui usai pelaksanaan fahmil kemarin.

Selain itu, Aswani mengatakan kesuksesan yang dicapai peserta fahmil Kota Pontianak tidak terlepas dari sistem binaan yang diterapkan. Jauh-jauh hari sebelumnya para peserta tersebut mendapat gembelengan, bahkan pada saat akan tampil gemblengan terus dilakukan. Alhasil, dari gemblengan yang dilakukan tersebut peserta Kota Pontianak tampil sebagai yang terbaik.

Selain Kota Pontianak, kafilah Kubu Raya juga turut berbangga. Walau sebagai pendatang baru, peserta dari pecahn kabupaten Pontianak mampu tampil sebagai yang yang terbaik dan meraih nomor dua. Mereka kalah pada dua pertannyaan terakhir pada sisi soal rebutan. Padahal, pada soal sebelumnya Kubu Raya mampu unggul dengan selisi poin lima puluh dari Kota Pontianak.

”Walaupun kami sebagai nomor dua, tapi kami terasa sangat bangga. Dan kami mampu membuktikan, bahwa sebagai pendatang baru kami pantas untuk diperhitungkan,” kata Sekretaris Umum LPTQ Kabupaten Kubu Raya, Jakariansyah, saat ditemui kemarin. (Mujidi, Borneo Tribune)

Rapi Dukung Kesuksesan MTQ

Borneo Tribune, Bukan hanya pihak kepolisian, perhubungan, Pol PP atau lembaga lainnya, kesuksesan MTQ XXII Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang juga didukung sepenuhnya oleh perkumpulan radio amatir pendudukan indonesia (Rapi). Organisasi di bawah naungan dinas perhubungan Kota Singkawang ini siap turun ke lapangan untuk membantu panitia mulai dari H-2 pembukaan MTQ hingga pelaksnaan MTQ usai.

”Kami berkeja tanpa mengenal waktu, dengan tenaga yang ada kami memberikan sesuatu yang terbaik demi lancarnya pelaksanaan MTQ di Kota Singkawang,” demikian dikatakan salah seorang anggota Rapi Kota Singkawang, Nurjanna, diadampingi rekannya, Nurasisi.

Sistem kerja Rapi sejenis dengan kepolisian, pihak perhubungan, ataupun Pol PP. Menjaring informasi terkait dengan segala aktitiftas yang belrngsung selama pelaksnaan MTQ, lebih khusus aktifitas tersebut terkait dengan masing-masing kafilah dari kabupaten dan kota. Dengan jaringan informasi tersebut, Rapi juga berperan untuk melancarkan mobilsasi kafilah dari satu lokasi ke lokasi lain.

Menurut Nurjannah, selama aktifitas MTQ berlangsung dalam satu hari Rapi mengefektifkan lebih dari dua puluh anggotanya. Anggota-anggota itu diperankan untuk menjaga titik-titik tempat terkonsentrasikan pelakanaan MTQ. Tempat-tempat pelaksanaan MTQ itu diantaranya gedung Kridasana, Gedung Pancasila, GOR Bantilan, Gedung Arafah, Masjid dan Aula Ushuluddin.

”Semu titik itu kami jaga setiap waktu, segala perkembangan kami infromasikan bersama,” kata Nurjanna menjelaskan.

Selain lokasi-lokasi pelaksanaan MTQ, masih banyak titik-titk yang dijaga Rapi. Termasuk diantaranya hotel-hotel yang dipergunakan kafilah untuk menginap. (Mujidi, Borneo Tribune)

Kota Pontianak Berpeluang Raih Juara Umum

Borneo Tribune, Sesuai hasil yang diumumkan para dewan hakim, kafilah Kota Pontianak dipredeksi berpeluang besar untuk meraih juara umum untuk kali ketiga pada pelaksanaan MTQ di Kota Singkawang. Hal ini dikarenakan, hampir di keseluruhan cabang, Kota Pontianak berhasil membawa masing-masing pesertanya masuk ke dalam final.
Dari hasil tersebut Kota Pontianak berhasil mengantarkan finalisnya pada 20 golongan, disusul Kabupaten Pontianak sebanyak 12 golongan dan Kubu Raya masing-masing berjumlah 10 golongan. Sementara kafilah tuan rumah, Kota Singkawang berada diurutan keempat dengan jumlah finalis sebanyak 9 golongan.

Sementara Kabupaten sanggau, Landak dan Kabupaten Bengkayang berhasil mengantarkan finalisnya masing-masing sebanyak 8, 7 dan 4 golongan. Kabupaten Sambas sebanyak 3 peserta, Ketapang dan Melawi masing-masing berjumlah 2 golongan. Kabupaten Sintang, Sekadau, dan Kapuas hulu masing-masing sebanyak 1 golongan.

Sedangkan kafilah yang tidak masuk dalam babak final yakni kabupaten Kayong Utara. Sesuai dengan agenda panitia sebagian besar cabang dan golongan babak final dilaksanakan pada Kamis (29/5) kecuali cabang tilawah golongan dewasa, yang akan dilaksanakan Jum’at 30 mei 2008.
golngan-golongan tersebut terbagi dalam lima cabang, tilawah, tahfizh, khattil, syarhil. Sementara untuk fahmil qur'an, Kota Pontianak memastikan merebut juara satu setelah menyisihkan Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Melawi pada babak final ayng digelar diGOR bantilan, Kamis kemarin. Jumlah golongan yang diutus masing-masing daerah tersebut dapat berubah, karena masih ada beberpa cabang yang belum diumumkan(Mujidi, Borneo Tribune)

28 Mei 2008

Rp400 Ribu per Hari Pemasukan Stand Pameran MTQ

Borneo Tribune, Empat hari setelah dibuka, beberapa stand pameran dari 14 daerah peserta MTQ XXII tanpak kehabisan stok, rata-rata jenis makanan yang terjual laris, dan tentunya itu sangat membantu pendapatan mereka.

Stand LPTQ saja yang hanya memamerkan media ajar baca tulis Al Qur’an bisa meraup keuntungan sekitar Rp400 ribu perharinya, dan hal ini diakui humas LPTQ Kalbar Ramli. Dan kemungkinan besar bisa mendapatkan lebih selama MTQ berlangsung.

Beberapa stand juga mengungkapkan hal yang sama, seperti Stand Kubu Raya, Bengkayang, Ketapang. Mereka rata-rata mengaku selama empat hari ini, bisa mendapatkan hasil sekitar Rp300 ribu hingga Rp450 ribu. “Orang banyak beli makanan jak, yang lain dilihat saja,”kata penjaga yang namanya tak mau disebutkan.

Barang yang lainnya rata-rata penjaga stand mengakui kalau dalam satu hari bisa terjual satu dua buah saja, ini lebih dikarenakan banyak pengujung semata menikmati MTQ kali ini juga pengunjung benar-benar mencari sesuatu yang khas dari daerah tersebut.
Pameran MTQ sendiri akan mulai ramai menjelang malam tiba, sementara siang harinya dipastikan hanya satu dua pengujung yang Datang. (Mujidi & Sugeng, Borneo Tribune)

Pelajar Serbu GOR Bantilan

Borneo Tribune, Puluhan pelajar menggunakan dua mobil pickup sekitar pukul 09.00 WIB Rabu (28/5) mendatangi GOR Bantilan Singkawang, mereka siap memberikan dukungan penuh kepada tiga kafilah Singkawang yang siap bertanding di cabang fahmil Qur’an.

Dengan tertib mereka memasuki gedung olah raga itu, disana telah menunggu wakil walikota Singkawang Edy R Yacoub dan ketua kafilah tuan rumah, Najib. Para pelajar itu pun mengambil posisi disebelah kanan pintu masuk tepatnya dibelakang dua orang pejabat itu. Tepuk tangan terus bergemuruh setiap kali kalifah Singkawang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan majelis hakim.

Pertarungan fahmil Qur’an Singkawang dan Kabupaten Pontianak memang cukup seru hingga akhir kabupaten Pontianak mampu mengungguli Singkawang dengan selisih hanya 25 point. Meski kalah, pelajar yang berasal dari dua sekolah, Ponpes Usuhuluddin dan MAN Model Singkawang tetap memberikan dukungannya,
“Meskipun kalah kami tetap dukung Singkawang.”jelas Sa’diah (16) yang diamini semua teman-temannya.

Mereka pun dengan tertib meninggalkan gedung olahraga kebanggan Singkawang dengan membawa asa yang tak kesampaian, meskipun begitu pelajar ini berharap banyak kafilah-kafilah yang lain dapat memberikan hasil yang terbaik untuk Singkawang. (Sugeng & Mujidi, Borneo Tribune)

Fahmil Qur’an Tuan Rumah Kandas Dipenyisihan


Borneo Tribune, Meskipun terhenti di babak penyisihan cabang Fahmil Qura’an. Kafilah Kota Singkawang tetap berbangga hati, mereka mampu memberikan perlawanan yang akhirnya dikandaskan Kabupaten Pontianak. Kabupaten Pontianak sendiri memastikan diri ke final yang nantinya telah menunggu Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Melawi.

Dua hari berlangsung cabang fahmil Qur’an. GOR Bantilan tanpak sepi hanya pendukung kafilah bertanding memberikan dukungan. Namun Rabu (28/5) kafilah Kota Singkawang bertanding, GOR Bantilan nampak penuh, puluhan pelajar sengaja datang memberikan dukungan, antusias mereka jelas sekali, beberapi kali Singkawang mendapatkan point gemuruh tepuk tangan terdengar jelas. Sayang dukung yang diberikan belum mampu mengantarkan Singkawang ke final.

Ketua Kafilah Kota Singkawang, Najib bisa menerima kekalahan ini, menurutnya Singkawang telah maksimal meskipun hasilnya tak memuaskan. “Meski ini tak masuk final, enam cabang lainnya kita menepatkan kafila di final,”jelas Najib nyakin.

“Kita tetap optimis Singkawang bisa meraih juara, meski itu perlu perjuangan,”tuturnya. Dia juga berharap masyarakat Singkawang bisa memberikan doa restunya untuk kemenangan kafilah yang sedang bersaing saat ini.

Sri Wanti Islamiyah (17) salah satu peserta famil qur’an dari Singkawang mengaku sudah berjuang maksimal, namun soal yang diberikan diluar kemampuan mereka sehingga tak mampu menjawabnya. “Soal kebanyakan untuk anak kuliahan makanya kami susah jawabnya,”katanya. Meski tak masuk final mereka tetap mendapat sambutan hangat dari pendukungnya (Mujidi & Sugeng MulyonoBorneo Tribune)

Edy Tinjau Penyisihan Fahmil Qur’an

*Kota Singkawang Gagal Mengutus Pesertanya ke Final

Borneo Tribune, Disela-sela kesibukannya, Wakil Walikota Singkawang, Edy R. Yacoub berkenan untuk meninjau langsung pelaksanaan penyisihan fahmil qur’an di GOR Bantilan Kota Singkawang. Edy juga memberikan support kepada seluruh peserta yang berlomba, tidak terkecuali untuk peserta yang berasal dari Kota Singkawang. Namun sayang, dalam penyisihan tersebut peserta Kota Singkawang gagal maju ke final dan harus mengakui keunggulan peserta lainnya.

Dalam penyisihan, Kota Singkawang bertemu dengan peserta dari kabupaten Ketapang dan Kabupaten Pontianak, yang kemudian dimenangkan oleh Kabupaten Pontianak dengan poin 675 point yang dikumpulkan. Kabupaten Pontianak maju kefinal yang aka digelar pada hari ini (Kamis, red). Menhadapi peserta dari Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Kabupaten Melawi, yang telah lolos pada penyisihan group lainnya.

Walaupun Kota Singkawang kalah dalam fahmil qur’an tersebut, Edy saat ditemui merasa bangga dan puas atas upaya yang dilakukan oleh peserta Singkawang. hal ini dikarenakan mereka mampu menjawab soal-soal yang dilontarkan dewan hakim. Padahal soal tersebut mempunyai bobot soal yang cukup berat.

“Mereka sudah berbuat yang maksimal, mereka menunjukkan bisa menjawab sebagian soal yang dipertanyakan, untuk itu saya sangat bangga” kata Edy menegaskan.

Kekuatan para peserta dari Kabupaten lain juga diaku salah seorang fahmil quar’an dari Kota Singkawang. Namun mereka tidak berputus asa, karena usaha yang mereka lakukan telah begitu maksimal. (Mujidi, Borneo Tribune)

10 Kabupaten dan Kota Ikuti Tilawah Cacat Netra

Borneo Tribune, Cabang tilawah golongan cacat netra mulai diperlombakan, 15 kafilah yang ambil bagian dipastikan bertarung untuk mendapatkan tempat yang terbaik, meskipun kekurangan mereka bisa menunjukan bahwa mereka mampu membaca Al Qur’an dengan baik layaknya orang normal.

Kota Pontianak sendiri menurunkan dua pasanganya, Sulastri (28) dan Febriandi (18) keduanya berjanji memberikan terbaik buat Kota Pontianak. “Kita akan berjuang semaksimal mungkin, kalau perlu juara,”jelas Sulastri yang diamini Febriandi.
Meskipun keduanya tak punya target sendiri, namun membawa Kota Pontianak sebagai juara bertahan, membuat dua orang ini optmis mampu mendapatkan hasil terbaik.

Dua kafilah Kabupaten Ketapang Nana Heriana dan Ardiansyah Ahmadi juga mengungkap hal yang sama, mereka menyatakan siap memberikan terbaik untuk daerahnya. “Keputusan ditangan dewan hakim, kita terima saja hasilnya nanti,”jelasnya kedua orang ini. Mereka juga tetap optimis bisa meraih juara, meski persaingan berat

Beberapa orang yang menyaksikan pun memberikan pujian terhadap tilawah cacat netra ini. “Saya salut mereka mampu membuktikan orang cacat juga bisa berprestasi,”kata Irwan (42) yang sedari tadi antusian menyaksikan tilawah membacakan ayat-ayat Al Qur’an dari podium penononton.

Bahkan ada seorang ibu meneteskan air mata, karena tak sanggup melihat perjuangan berat kafilah cacat netra ini. “Saya teringat anak saya dirumah, kenapa yang normal malas membaca Al’Qur’an padahal mereka punya segalanya,”katanya lirih. Isah (52) nama ibu ini, dia juga memberikan aplaus terhadap mereka.

“Saya salut meskipun kekurangan mereka mampu mengoptimalkan kekurangannya,”katanya sambil mengusap air matanya. Dia berharap MTQ kali ini benar-benar menghasilkan kafilah-kafilah yang mampu menghantarkan Kalbar menjadi juara di MTQ nasional nantinya. 9Sugeng Mulyono-Mujidi, Borneo Tribune)

Semarakan Pameran MTQ, LPTQ Kalbar Turut Serta

Borneo Tribune, Menyemarakan pameran MTQ Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kalbar turut serta dalam pameran tersebut, meskipun tak termasuk stand yang diperlombakan paling tidak menyemarakan perhelatan dua tahunan ini.

Ketua Harian LPTQ Kalbar Drs. H. Sabhan A.Rasyid mengungkapkan keikutertaan lembaganya dalam pameran MTQ kali ini merupakan salah satu upaya untuk menyampaikan siar Islam ke masyarakat luas. “Ini menujukan bahwa LPTQ kalbar eksis dalam bekerja,”katanya mantap

Sabhan cukup berbaga hati melihat atusiasme masyarakat Singkawang, baik mengunjungi stand pameran ataupun menyaksikan tilawah. “Moga-moga saja mereka juga mengujungi stand kami, tuturnya sedikit tersenyum.

Humas LPTQ Kalbar sendiri, Ramli menjelaskan kali ini stand LPTQ hanya memajang beberapa media pembelajaran untuk baca tulis Al Qur’an. “Kita harapkan masyarakat dapat memahami Al Qur’an lebih mendalam dengan media pembelajaran ini,”tuturnya.

“Kita mengajarkan umat menuju jalan kemaslahatan,”katanya pasti. Dan selama ini menurut Ramli LPTQ telah menyampaikan siar Islam dalam bentuk berbagai bentuk, baik itu bentuk compact disk ataupu kaset.

Beberapa pengujung yang datang pun memang memfokuskan diri mencari media belajar baca tulis Al Qur’an. Zainal (35) misalnya, warga Sejangkung ini sengaja membeli compact disk yang berisikan tata cara mengaji yang benar, Zainal beralasan selama ini anaknya, susah sekali memahami tulisan Al Qur’an. “Saya berulang kali mengajarkannya, anak saya susah pahamnya,”jelasnya. Dia berharap dengan CD yang dibeli dapat membantu anaknya memahami baca tulis Al-Qur’an. (Sugeng Mulyono-Mujidi, Borneo Tribune)

LPTQ Kalbar Gelar Rakerda

* Tentukan Tuan Rumah MTQ Selanjutnya

Borneo Tribune, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kalbar memastikan 30 Mei 2008 menggelar Rapat kerja daerah (Rakerda) yang dilaksanakan di Singkawang.

Bagian humas dan publikasi LPTQ Kalbar, Ramli menjelaskan Rakerda nanti dilaksanakan bertepatan dengan berlangsungnya MTQ XXII di Singkawang. Ramli mengungkapkan salah satu agenda utama Rakerda nanti memilih dan memutuskan tuan rumah MTQ selanjutnya. “Setelah Kota Singkawang kita belum tahu siapa yang layak menjadi tuan rumah MTQ seterusnya,”ujarnya

Dikatakannya saat ini Kabupaten Landak yang mengirimkan surat langsung menawarkan diri menjadi tuan rumah selanjutnya. “Untuk menjadi tuan rumah banyak pertimbangan yang harus dipenuhi daerah tersebut,”jelasnya.

Ramli mengakui LPTQ masih melihat perkembangan kedepannya, daerah mana saja yang layak menjadi tuan rumah selanjutnya. Humas Kanwil Departemen Agama Kalbar ini menjelaskan LPTQ akan melihat fasilitas apa saja yang menunjang pelaksanaan MTQ diderah yang diusulkan. “Kalau memang memadai tidak menutup kemungkinan LPTQ memberikan kepercayaan daerah tersebut,”ujarnya.

Dia berkeyakinan selama MTQ dilaksanakan daerah tersebut, roda pembangunan cepat perkembang, karena apa yang ditinggal paska MTQ merupakan asset daerah. Ramli mencontohkan sebelum MTQ diadakan di Singkawang, kondisi Stadiun Kridasana biasa saja, bahkan terbengkalai, namun setelah diputuskan MTQ diadakan di Kota Singkawang, Stadiun Kridasana menjadi indah dan megah. “Secara tidak langsung MTQ juga membantu UMKM untuk perkembang,”jelas Ramli yakin. (Mujidi-Sugeng Mulyono, Borneo Tribune)

Kota Pontianak Optimis Juara Umum

Borneo Tribune, Kafilah Kota Pontianak berkeyakinan mampu mempertahankan gelar juara umum yang mereka dapatkan pada MTQ sebelumnya. Hal ini ditunjukan dengan mengikuti semua cabang yang diperlombakan.

Ketua Kafilah Kota Pontianak H.Aswani mengungkapkan keyakinannya Kota Pontianak mampu mempertahankan mahkota juara umum. “Kita Optimis Kota Pontianak pasti juara umum lagi,” ujarnya yakin.

Kota Pontiaanak menurutnya telah mempersiapkan kafilahnya jauh-jauh hari. Selama tiga minggu kafilah ditraining di rumah pelatih masing-masing, dua minggu kafilah Kota Pontianak mondok, dan satu minggu para kafilah ditempatkan ke Training Centre Pemkot Pontianak. “Saya berkeyakinan Kota Pontianak pasti menang.

“Di cabang Fahmil Qur’an saja kita telah menempatkan satu tim difinal,”jelasnya ini membuktikan persiapan yang dilakukan Kota Pontianak memang berhasil.

Disigung soal besaran bonus yang didapatkan masing-masing kafila Aswani tidak berani memastikan besaran bonus, namun menurutnya walikota Pontianak menjanjikan memberikan bonus bila Kota Pontianak mampu mempertahankan gelar juara umum. “Nanti kita lihat besarannya setelah pulang ke Pontianak,”ujarnya. (Sugeng Mulyono-Mujidi, Borneo Tribune)

27 Mei 2008

Hari ke Tiga MTQ, Stok Pameran Habis

Borneo Tribune, Antusias masyarakat terhadap pameran pada MTQ XXII Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang sangatlah besar. Ini terbukti, baru hari ketiga pameran, banyak produk yang dipamerkan pemilik stand habis dibeli masyarakat. Produk yang diminati tersebut diantaranya makanan-makanan, atau kerajinan tangan khas milik daerah baik kota ataupun kabupaten se Kalimantan Barat.

Karena banyaknya barang yang telah habus, para pemilik stand terpaksa hanya bisa memamerkan barang-barang yang tersisa. Salah satu stand yang telah kehabisan barang pameran tersebut adalah stand dari Kota Pontianak.


Stand yang berdampingan dengan stand Kota Singkawang tersebut hanya menampilkan produk-produk unggulan yang dikelolah oleh para pengusaha kecil dan menengah di Kota Pontianak. Produk berupa makanan ringan seperti lidah buaya, bubur pedas, dan banyak lagi makanan daerah lainnya.


“Semua produk yang kita bawa tersebut saat ini sudah menipis, bahkan diantaranya telah habis,” kata pengelolah stand Kota Pontianak, Dian Novita, saat ditemui beberapa malam yang lalu. Bahkan kata Dian, karena ramainya pengunjung, pada hari kedua pameran, barang-barang yang dibawanya, terutama makanan ringan telah habis dibeli masyarakat.


“Pada pameran kali ini kita membawa lebih dari sepuluh jenis pruduk baik makanan dan kerajinan tangan. Semua produk tersebut sangat diminati masyarakat,” ujar Dian.


Selain itu, dalam pameran yang diikuti, Dian juga bermaksud untuk mengajak pada pemulik UKM untuk mengemas produk yang dimiliki dengan kemasan yang indah dan dengan cara modern. Dengan kemasan tersebut dimaksudkan agar produk yang dipasarkan dapat menembus ke mini market-mini market, supermarket, atau ke lokasi pasaran modern lainnya.


“Dengan masuknya produk UKM ke pasaran modern akan berdampak bagi kemajuan UKM di daerah tersebut,” terang Dian.


Bukan hanya satand Kota Pontinak, kehabisan stok juga dialami stand pameran miliki Kabupaten Kubu Raya. Ratusan makanan ringan yang dikemas sederhana tersebut habis dibeli masyarakat hanya dalam waktu dua hari. Makanan ringan tersebut seperti, rengginang, kerupuk tempe, dan beragam jenis makanan lainnya.


”Karena beragam jenis makanan telah berkurang, saat ini stand kami hanya memamerkan pakaian muslim dan muslimah,” kata pengelolah stand pameran, Juariyah, saat ditemui disela-sela kesibukannya, Selasa (27/5) kemarin. (Mujidi, Borneo Tribune)

Kafilah Kubu Raya Diperhitungkan

Borneo Tribune, Walau sebagai pendatang baru pada MTQ XXII tingkat Provinsi Kalimantan Barat, Kafilah Kubu Raya tidak dapat dipandang hanya dengan sebelah mata. Hal ini dikarenakan, peserta-peserta dari Kafilah kabupaten termudah tersebut mempunyai potensi yang sama kuatnya dengan daerah lain, seperti Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sambas, dan lain sebagainya.


“Walau sebagai pendatang baru, kekuatan kaflah Kubu Raya perlu diperhitungkan. Karena pada kaflah Kubu Raya ini banyak peserta-peserta yang berpotensi dan berkualitas,” kata Ketua Harian LPTQ Provinsi Kalimantan Barat, Sabhan A. Rasyid, saat ditemui disela-sela peninjauannya pada perlombaan cabang fahmil qur’an di GOR Bantilan, Kota Singkawang, Selasa (27/5) kemarin.



Hal lain yang membuat Rasyid mengatakan Kubu Raya salah satu kafilah yang diperhitungkan karena sebelumnya kabupaten yang berbatsan langsung dengan Kota Pontianak ini tergabung dalam Kabupaten Pontianak. Sehingga, sebelum pemisahan dilakukan, bibit-bibit yang sekarang dimiliki Kubu Raya dilatih dan dibina oleh Kabupaten Pontianak.



Selain Kubu Raya, pada MTQ XXII Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang diikuti Kabupaten kedua termuda, Kabupaten Kayong Utara. Dengan ikutnya dua kabupaten tersebut dengan sendirinya menambah jumlah peserta kabupaten/kota yang mengikuti MTQ. Sebelumnya pada MTQ XXI di Kapuas Hulu hanya diikuti dua belas peserta, pada MTQ XXII saat ini diikuti empat belas kabupaten.



Sama dengan kabupaten Kubu Raya, Sabhan A. Rasyid mengatakan kafilah Kabupaten Kubu Raya juga patut diperhitugkan. Karena kabuaten pecahan dari kabupaten Ketapang ini juga mempunya peserta-peserta yang berpotensi dan berkualitas. (Mujidi, Borneo Tribune)

MTQ XXII, Humas Terbitkan Majalah Spektakuler


Borneo Tribune, Momentum MTQ XXII Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang dimanfaatkan Pemerintah Kota Singkawang menerbitkan Majalah Spektakuler. Majalh ersebut dikelulah bagian humas dan protokol sekretariat daerah Kota Singkawang, yang dikepalai langsung Kabag Humas dan Protokol Sekretariat Derah Kota Singkawang sebagai pimpinan redaksi.


”Kita bersyukur kepada tuhan yang maha esa, karena atas ijin dan ridhanya Majalah SPEKTAKULER ini bisa terbit dan dipersembahkan untuk pembaca, kata Istri Handayani, saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa hari yang lalu.


Dalam penerbitan perdana ini, Istri mengatakan majalah spektakuler mengangkay Pelantikan Walikota Singkawang Periode 2007 - 2012 sebagai laporan utama. Dalam artikel tersebut mengulas, Kota Singkawang berhasil melaksanakan pesta demokrasi untuk pemilihan Walikota dan Wakil Walikota secara langsung pada 17 Desember 2007 yang lalu. Pesta demokrasi yang diikuti lima pasangan tersbut mengantarkan Hasan Karman yang berpasangan dengan H. Edy R. Yacoub, sebagai wakil menjadi walikota dan wakil walikota Singkawang.


“Majalah SPEKTAKULER kita hadirkan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di bidang informasi dan publikasi. Dengan salah satu misinya melaksanakan perwujudan pelayanan publikasi dan fasilitasi melalui informasi yang akurat, sehingga mampu memberikan kesegaran, pencerahan dan pemahaman bagi masyarakat,” kata Istri menjelaskan.


Menurut Istri, dalam tahun perdana ini Majalah Spektakuler terbit tiga bulan sekali, dengan memuat didalamnya informasi birokrasi Pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif, dan dilengkapi informasi dan kajian-kajian potensi ( budaya, pariwisata, jasa, dsb ) yang dipaparkan dengan sederhana, mudah dicerna dengan harapan bisa menimbulkan inspirasi dan motivasi pembaca dalam mengenal program-program di Pemerintah, dan peluang investasi melalui pengenalan potensi yang kami sajikan yang ada di Kota Singkawang.


”Untuk menyemarakkan kehadiran majalah ini, dilengkapi juga dengan informasi seputar kewanitaan, yang mengupas kegiatan - kegiatan Organisasi Wanita di Kota Singkawang, Resep-resep masakan, Tips untuk keluarga, dsb,” kata Istri.


Untuk penerbitan berikutnya, Istri mengatakan majalah Spektakuler akan menyediakan halaman khusus untuk para pembaca ’suat pembaca,. Halaman tersebut disediakan bagi pembaca yang ingin memberikan kritikan, tanggapan, pertanyaan, dengan mengirimkan surat ke redaksi atau melalui email yang disediakan.


Redaksi menerima kiriman sumbangan artikel atau tulisan. Tulisan dalam spasi rangkap antara 4-6 halaman kuarto. Ditandatangani serta disertai fotocopy identitas dan nomor telephone,” terang Istri.


Istri menurutkan tidak ada gading yang tak retak, penyajian edisi perdana tersebut tentu banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sebagai upaya peningkatan kualitas dalam pemberian pelayanan bidang informasi kepada masyarakat, ia mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. (Mujidi, Borneo Tribune)

26 Mei 2008

Pameran Photo, Infromasikan Peran Islam dalam Peradaban


Borneo Tribune, Pameran pada MTQ XXII tidak hanya diikuti pemerintah kota/kabupaten, pengusaha, ataupun lembaga swatas lannya, akan tetapi juga menjadi ajang jamaah muslimin hisbullah untuk memamerken photo-photo yang berkaitan erat dengan perjalanan Islam di dunia khsusunya di Kalimantan Barat. Dalam pameran tersebut juga dimaksudnya untuk menginformasikan kepada masyarakat, bahwa Islam memiliki peran yang sangat besar dalam membangun peradaban dunia.

“Pameran yang kita lakukan ini bertujuan untuk menginformasikan kembali pada masyarakat bahwa Islam sangat berperan dalam membangun peradaban di dunia termasuk di Kalimantan Barat,” demikian ketua pameran photo peran Islam dan muslimin di Kalimantan Barat, Uray Helwan, saat ditemui malam kemarin.

Helwan mengatakan pameran tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan penjelasan pada masyarakat bahwa Islam merupakan agama yang tidak memandang suku. Semua etnis mempunyai hak yang sama untuk memeluk dan meyakini agama Islam. Untuk contoh, pada pameran tersebut, dipamerkan wajah-wajah orang kayak, melayu, china, dan suku lanilla yang beragama Islam.

Pameran tersebut sangat menarik minat para pengunjung, diperkirakan dalam satu pengunjung yang datang berkisar lima ratus orang dengan perhitungan setiap lima belas menit berjumlah lima puluh pengunjung yang masuk.

“Banyaknya pengujung ini sangat luar biasa, dan tidak kami kira sebelumnya,” kata Helwan memberikan penjelasan. Terkait dengan banyaknya foto yang dipamerkan, Helwan memperkirakan lebih dari seratus. Photo-photo tersebut diperoleh dari koleksi para anggota jamaah muslimin. Jenis photo-photo itu antara lain berisikan para tokoh muslim di Kalbar, Indonesia, dan beberapa negara lainnya. (Mujidi, Borneo Tribune)

24 Peserta Bersaing dalam Khattil Mushaf


Borneo Tribune, Senin (26/5) kemarin, sebanyak dua puluh empat peserta putra dan putri bersaing pada cabang khattil qur’an golongan mushaf. Dengan kertas yang disediakan panitia, para peserta ini bersaig memoleskan cat untuk menhasilkan tulisan berkaidah dan indah. Kemudian tiga orang putra-putri diantara mereka yang mempunyai nilai tertinggi akan bersaing kembali pada final yang aan digelar Kamis (29/5) mendatang di lokasi yang sama.

Sesuai dengan data yang diberikan, dari dua puluh mepat peserta tersebut terbagi dalam sebelas peserta dari putri. Putri-putri yang tidak ikut bertanding pada khattil mushaf tersebut barasal dari Kayong Utara, Kapuas Hulu, dan Kabupate Landak. Untuk peserta putra berjumlah tiga belas orang. Kafilah yang tidak ikut serta berasal dari Kabupaten Sekadau.

Selain khattil mushaf, sehari sebelumnya juga digelar perlombaan cabang Khattil golongan naskah. Peserta yang ambil bagian sebanyak dua puluh lima orang. Empat belas untuk putra dan sebelas untuk putri. Kemudian hari ini, Selasa (27/5) akan dilakukan perlombaan khattil qur’an untuk golongan dekorasi. Waktu perlombaan akan dimulai pada pukul 07.30 dan akan berakhir pada pukul empat sore.

Dari segi penilaian, dewan hakim memberikan beberpa kriteria. Untuk khattil naskah, kriteria yang dinilai adalah bidang kaidah dan keindahan. Untuk cabang khatil qur’an golongan mushaf dan dekorasi, kriteria yang masuk dalam penilaian adalah bidang kaidah, keindahan, dan bidang keindahan hiasan. Untuk melihat langsung pelaksanaan perlomabaan tersbut, Wakil Walikota Singkawang, Edy R. Yacoub berkenan untuk melakuakn peninjaua. Ia juga terlihat antusias menyaksikan masing-masing peserta yang dengan khsusu menciptakan keindahan pada karyanya. (Mujidi, Borneo Tribune)

Tahfizh 30 Juz Diikuti Lima Peserta


Borneo Tribune, Cabang Tahfizh sepeluh juz, dua puluh juz, dan tiga puluh juz pada Musabaqa Tilawatil Qur’an (MTQ) XXII Provinsi Kalimantan barat di Kota Singkawang mulai diperlombakan pada Minggu (25/4) kemarin. Dengan menggunakan aula Pondok Pesantren Ushuluddin, perlombaan yang memakan dua hari untuk penyisihan tersebut dimluai sekitar pukul 07.30.

Sesua dengan data, pada cabag tahfizh sepuluh juz diikuti tiga belas peserta. Enam peserta dari putri dan tujuh peserta dari putra. Untuk cabang tahfizh dua puluh juz diikuti tujuh peserta. Dengan pericaian dua peserta dari putri dan lima peserta untuk putra. Untuk tahfizh tiga puluh juz, pesertanya hanya berjumlah lima orang. Tiga orang untuk pria dan dua orang untuk putri.

Dua peserta putri untuk tiga puluh juz tersebut berasal dari kafilah Kota Pontianak dan kontingen Kubu Raya. Sementara untuk peserta dari putra untuk cabang tahfizh tiga puluh juz berasal dari kafilah Kota Pontianak, Kabupaten Sintang, dan Kota Singkawang.

Ada tiga kriteria penilaian untuk cabang tahfizh tersebut. Diantaranya tahfizh bacaan, tajwid, dan kriteria penilaian terakir adalah pada tatcara berhentinya bacán. Masing-masing kriteria dinilai tiga dewan hakim.

”banyaknya dewan hakim dalampenilaian tersebut bertujuan untuk menjaga objektifitas penilaian,” kata Ketua Dewan Hakim pada cabang rahfizh, Dra. Nurul Huda, didampingi sekretaris dewab hakim, Drs. H. M. Zamhuruddin, saat ditemui disela-sela perlombaan kemarin. Selanjut, Nurul Huda mengatakan final pada tahfizh tersebut akan digelar pada Kamis (29/5) di Aula Ponpes Ushuluddin. (Mujidi, Borneo Tribune)

Bersihkan Kota, Pasukan Kuning Kerja Lembur


Borneo Tribune, Bersihnya Kota Singkawang selama pelaksanaan MTQ tidak terlepas dari kerja keras yang dilakukan pasukan kuning. Demikian diungkapkan Kepala Unit Pembantu Teknis (KUPT) Kebersihan pada dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Singkawang, Rustam Efendi, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (26/5) kemarin.

”Untuk membersihan kota tersebut kami harus berkeja ekstra dengan mengandalkan tenaga-tenaga yang ada,” kata Rustam.

Kerja ekstra yang dimaksudkannya ada dengan menambah menambah gerak pembersihan, yakni berkeja pada saat subuh dan siang hari. Alhasil, dengan gerak pembersihan tersebut, menurut Rustam setiap harinya Kota Singkawang bersih dari sampah-sampah yang pada malam sebelumnya terlihat berserakan karena ramainya pengunjung.

Sebagai abdi masyarakat, Rustam engatakan sudah menjadi kewajibannya untuk menjaga kebersihan. Namun Rustam mengatakan, bersihanya kota juga tidak terlepas dari kepedulian masyarakat. Untuk itu keikutsertaan masyarakat untuk menjaga kebersihan juga sangat dibutuhkan.

”Secara institusi memang kami yang berkewajban, akan tetapi secara individu kita semua mempinyai kewajiban yang sama untuk menjaga kebersiha kota ini,” kata Rustam kembali. (Mujidi, Borneo Tribune)

Depag Perjuangkan Cabang Tilawah Tartil Khusus Muallaf

Borneo Tribune, Hingga saat ini, cabang-cabang yang diperlombakan pada Musabaqah Tilawatil Quran secara khusus belum berpihak pada kaum muallaf. Untuk itu, departeman agama khususnya Kalimantan Barat mengusulkan pada pemerintah pusat melalui departeman agama untuk membuka satu cabang dalam MTQ khusus untuk para muallaf.

Demikian diutarakan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Kalimantan Barat, Rasmi Satar pada malam pembukaan MTQ XXII Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang, sabtu (24/5) malam kemarin.

“Sampai saat ini kita telah mengusulkan agar ada cabang pada MTQ yang dikhususkan untuk para kaum muallaf,” kata Rasmi dengan suara lantang. Apa yang dikatakan Rasmi tersebut disambut dengan deru tepuk tangan para pengunjung lapangan sepakbola Kridasan yang menyemut di setiap sudut.

Rasmi mengatakan cabang khusus untuk para muallaf ini bertujuan untuk menyemarakkan syiar agama Islam. Selain itu juga bertujuan untuk wahana pembinaan. Dengan tujuan tersebut, para muallaf diharapkan akan lebih memahami dan mengerti akan isi kandungan ayat suci alqur’an.

“Al-qur’an bukan hanya sekedar dibaca, akan tetapi setiap ayat dapat dimaknai,” ujar Rasmi.

Selain itu, bukan hanya paham akan makna yang ingin dicapai. Akan tetapi para maullaf juga diharapkan mampu menginplementasikan atau menerapkan maksu-maksud pada masing-masing ayat dalam kehidupan sehari-sehari. (Mujidi, Borneo Tribune)

Tak Sulit Singkawang Targetkan Juara Umum

Borneo Tribune, Bukan hal yang sulit untuk Singkawang mentargetkan juara umum MTQ kali ini, selain faktor tuan rumah, Singkawang telah mempersiapkan jauh-jauh hari. Hal ini dibuktikan semua ajang yang diperlombakan, Singkawang mengikuti seluruhnya.

HM.Najib ketua rombongan kontingen Singkawang menjelaskan satu tekad Singkawang menjadi pemenang dalam event empat tahunan ini. ”Memang sulit mewujudkan itu, namun kita berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya,”katanya.

”Faktor tuan rumah sangat membantu kami untuk meraih yang terbaik,”jelasnya Najib. Namun tanpa dukungan masyarakat Singkawang sendiri kemungkinan susah mewujudkannya, dia mengharapkan semua lapisan masyarakat Singkawang bisa membantu kafilanya meraih hasil terbaik

Dia mengakui semua kontingen mempunyai misi yang sama, datang ke Singkawang untuk dapatkan hasil terbaik, begitu juga Singkawang. ”Sangat sulit mengukur mana yang baik dan tidak, karena semua merupakan yang terbaik,” tuturnya.

Melihat kekuatan lawan Najib melihat Kota Pontianak sebagai juara bertahan mempunyai kekuatan lebih. ”Kita sadar Kota Pontianak punya kekuatan lebih, namun semua kafila pastinya punya tenaga ekstra mengalahkan juara bertahan,” katanya.

Kita tunggu saja apakah Singkawang bisa membuat gebrakan baru tidak saja sukses penyelenggaraan MTQ XXII Se Kalbar, tapi juga sukses menghantarkan Kota Amoy ini menjadi juara umum.

MTQ XXII, Pasar Hongkong Laris Manis

Borneo Tribune, Tak seperti biasanya, di Singkawang sangat mudah mencari jajanan dimalam hari, namun Sabtu (24/5) susah menemukan jajanan, semuanya habis terutama rumah-rumah makan.
Para penjual beralasan dagangannya cepat habis karena banyak kafilah-kafila MTQ yang berbelanja.

Adi (35) salah seorang pedagang di pasar Hongkong mengatakan malam ini tidak seperti biasanyam belum jam 23.00 WIB hampir semua jajanan habis. ”Saya tidak tahu kalau seperti ini, mungkin besok persediaan ditambah,” jelasnya. Ia merasa beruntung adanya MTQ di Singkawang

Pedagang lainnya merasakan hal yang serupa. ”Kami merasa terima durian runtuh,” tutur Ana penjaga warung kopi. Memang terlihat beberapa warung nasi dan kopi penuh pengujung yang kebanyakan kafila berbagai daerah, mereka melepas malam pertama di Singkawang dengan memilih nyatai di warung kopi atau pun nasi. Wajah pemilik warung nasi dan kopi pun sumringah melihat dagangan mereka laris manis, ditambah lagi tak perlu bergadang terlalu menunggu dagangan habis.

Dan selama MTQ kali ini benar benar memberikan keuntungan untuk pedagang, mereka merasa mendapatkan rezeki dadakan selama MTQ berlangsung.

”Di Singkawang enak malam pun bisa dapatkan jajanan,” ungkap Eko salah satu kafila Kapuas Hulu. Dia mengungkapkan Singkawang kota yang tak pernah tidur, dua hari di Singkawang Eko mengaku selalu melihat orang beraktifitas baik itu pagi, siang, maupun malam hari.

25 Mei 2008

Kafilah Kubu Raya Berangkat Dengan Dana Masyarakat

BorneoTribune, Sebagai peserta termuda, kafilah Kabupaten Kubu Raya tidak mau kehilangan moment untuk mempromusikan daerahnya. Dengan sokongan dana dari masyarakat, kafilah yang dipimpin Abdul Wahab sebagai ketua umum LPTQ Kabupaten Kubu Raya ini hadir di Kota Singkawang. Tidak ada target yang ingin dicapai, terkecuali ingin menunjukkan bahwa Kubu Raya telah ikut berpartisipasi.

”Untuk MTQ di Kota Singkawang, kita tidak mempunyai target kemenangan yang ingin dicapai. Akan tetapi, yang ingin kita tunjukkan adalah bentuk partisipasi dalam mensukseskan MTQ yang bertujuan untuk mensyiarkan agama islam,” demikian dikatakan sekretaris umum LPTQ Kabupaten Kubu Raya, Jakariah, saat ditemui di lokasi penginapan kafilah Kabupaten Kubu Raya, Sabtu (24/5) kemarin.

Namun walaupun tidak ada target kemenangan yang ingin dicapai, Kafilah Kabupaten Kubu Raya mengikuti hampir keseluruhan pertandingan yang diperlombakan. Hanya satu pertandingan yang tidak diikuti, yaitu tahfiz qur’an dua puluh juz untuk perempuan. Dengan pertandingan yang diikuti, peserta yang ikut bertanding berjumlah tiga puluh tiga orang, dari jumlah keseluruhan peserta termasuk pelatih, opesial, dan sebagainya yang berjumlah sekitar delapan puluh orang.

Selain itu, menurut Jakariyah, pendanaan untuk perserta Kabupaten Kubu Raya berbeda dengan kabupaten dan kota lain yang ada di Kalimantan Barat. Pemberangkatan kafilah tersebut tidak menggunakan anggaran pemerintah. Dikarenakan Kabupaten Kubu Raya belum mempunyai anggaran. Akan tetapi, keberangkatan kafilah Kubu Raya tersebut terbantu dari dana yang dikumpulkan oleh masyarakat se Kabupaten Kubu Raya, terutama para pengusaha.

’Kita sangat bersyukur dan berterima kasih dengan masyarakat ayng menyumbang. Karena andil yang sangat besar tersebut kafilah Kubu Raya bisa mengikuti MTQ di Kota Singkawang,” tambah Jakariyah.

Senada apa yang dikatakan Jakariyah, Waki ketua bidang publikasi dan dokumentasi LPTQ kabupaten Kubu Raya, Suhartono mengatakan, hal yang terpenting dalam pelaksanaan MTQ tersebut adalah bagaimana menciptakan suasan untuk saling bersilaturahmi antara kafila satu dengan kafilah yang lain. Setidaknya silaturahmi tersebut dapat terjalin antara pengurus LPTQ antara kabupaten dan kota yang ada di Kalimantan Barat. (Mujidi, Borneo Tribune)

Pawai Ta’Ruf Bius Masyarakat Singkawang


Borneo Tribune, Sabtu (24/5) kemarin, ratusan masyarakat sejak pagi sudah memadati beberapa ruas jalan di Kota Singkawang. Dengan berdiri, mereka begitu antusias menyaksikan iring-iringan rombongan pejalan kaki, mobil, motor hias yang start di lapangan sepak bola Tarakan. Dalam pawai tersebut, Hasan Karman didampingi sang istri berkenan melakukan pelepasan. Di lokasi yang sama, juga terlihat Wakil Walikota Singkawang, Edy R. Yacoub beserta istri, Ketua DPRD Kota Singkawang, H. Zaini Nur, serta beberapa unsur muspida lainnya.

Ratusan mobil berubah bentuk menjadi miniatur ke khasan daerah peserta. Ciri-ciri kabupaten yang diwakili ditonjolkan. Kafilah Kota Singkawang menampilkan mesjid chenghonya, Kota Pontianak menampilkan keraton kadariyahnya. Begitu juga dengan kabuten lain, yang juga menonjolkan ciri khas yang dimiliki kota atau kabupaten yang diwakili.

Perpaduan musik agamis dan modern terasa indah didengarkan. Beragam bentuk hiasan menghiasi setiap mobil yang dipergunakan. Bunyi rebana, nyanyian nasyid berkumandang sepanjang Kota Singkawang. Semua takjub, bertepuk tangan, dan terbius.

Masyarakat Singkawang nampak termanjakan dengan pawai ini. Saling berhimpitan tak jadi persolan, terpenting bisa menyaksikan pawai ta’ruf dari dekat.

”Kapan lagi bisa lihat Singkawang jadi tuan rumah MTQ,” tutur Firda (24) warga Roban Singkawang Tengah

”Ini beda sama 17 an, perlu puluhan tahun bisa MTQ kembali ke kota kami,” jelasnya. Pramuniaga ini mengaku mendukung MTQ di Singkawang, dan dia berjanji sebisa mungkin menyaksikan rangkaian kegiatan selama MTQ berlangsung.

Warga lainnya sama menyaksikan mengungkapkan hal yang serupa, Reno (42) Bapak satu anak ini menggangap hal yang terjadi didepannya merupakan hal yang langkam jadiangat rugi bila tak menyaksikan. ”Kapan lagi bisa menyaksikan ini ya,”sedikit tanya.

Ia melihat kerja panitia sudah maksimal. ”kalau ada kekkurang hal yang wajat,”jelasnya pasti. Dia menjadi sedikit bangga ketika menjelaskan keluarganya ada yang ikut meskipun tidak mewakili Kota Singkawang

Pawai terus berlanjut, semua jalan yang dilewati pawai selalu saja penuh dengan masyarakat yang haus akan hiburan seperti ini, apalagi di Singkawang pawai hanya bisa disaksikan setahun sekali, tidak mengherankan masyarakat memiliki antusian lumayan.
Dua jam berlalu pawai selesai masyarakat membubarkan diri secara tertib, tugas polisi menjadi ringan dengan pengertian masyarakat membantu melancarkan pawai tar’uf ini meskipun arus lalu lintas dialihkan. (Mujidi, Borneo Tribune)

Spektakuler pembukaan MTQ XXII di Singkawang


*Cristiandy: Kalbar Siap Berjaya Tingkat Nasional

Kekaguman dan keharuan tumpah menjadi satu, tak kala Sabtu (24/5) malam secara resmi MTQ XXII se Kalbar di buka Wagub kalbar, Cristiandy Sanjaya mewakili Gubernur kalbar karena berhalangan.

Ribuan manusia berkumpul di lapangan Kridasana yang berubah megah. Ibu-ibu bapak dan bahkan anak kecil menyaksikan moment yang mungkin bisa disaksikan kembali 50 tahun mendatang. Mereka tak ingin sedetikpun melewatkan kejadian langka ini.

Letusan kembang saling bersambut menambah semarak pembukaan MTQ kali ini. barisan kontingen pun berjajar rapi dihalaman stadium yang dibangun tahun 1940 lalu. Semua kontigen mempunyai tekad yang sama datang dan meraih kemenangan, terutama Kota Pontianak, sebagai juara bertahan dia misi khusus untuk itu. Singkawang sendiri sebagai tuan rumah mempunyai tekad juang yang lebih dibanding kontingen lain, ini dibuktikan Singkawang mengikuti semua jenis yang diperlombakan.

Sekitar pukul 21.00 WIB kemeriahan semakin terasa. Parade kolosal 1000 tahar yang melibatkan 1000 pelajar berbagai sekolah dan etnis Singkawang membuat ribuan pengujung yang sedari tadi memadati Kridasana teriak histeris.

Christiandy Sanjaya yang berkesempatan membuka acara empat tahunan ini menjelaskan MTQ kali merupakan ajang seleksi mengikuti MTQ nasional di Serang Banten pada tahun ini juga.”Saya harapkan semua dapat menunjukan yang terbaik,”jelasnya mengingatkan.

Dia juga mengharapkan peserta bisa menciptakan kebersamaan, meskipun kompetisi berlanjut, namun semua itu harus dijalan secara objektif dan bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Dia juga berpesan terhadap majelis hakim dapat bekerja penuh efektivas yang dikemudian hari tidak menimbulkan permasalahan.

Dalam acara tersebut, Cristiandy juga menuturkan, pelaksanaan MTQ di Kota
Singkawang idiharap menjadi ajang untuk melahirkan peserta MTQ yang siap
bertanding dan berjaya dalam meraih prestasi pada MTQ tingkat nasional di Serang
Provinsi Banten pada Juni mendatang.
Pesan yang disampaikan wagub bersambung dengan menekan tombol sirene tanda secara resmi dimulai.

Walikota Singkawang Hasan Karman sendiri menjelaskan MTQ kali ini bukan saja kegiatan umat islam semata.”Ini kegiatan kita bersama, kegiatan masyarakat Singkawang tanpa pengecualian,”jelasnya tegas.

Satu mintanya masyarakat singkawang bisa mensukseskan MTQ kali ini, serta mendukung semua kafila yang bertanding sehingga memberikan rasa aman dan nyaman semua pihak yang terlibat. (Mujidi, Berneo Tribune)

24 Mei 2008

73 Dewan Hakim Dilantik Sekda


PontianakPost 24/5, Sebanyak 73 dewan hakim MTQ XXII Provinsi Kalbar dilantik oleh Sekretaris Daerah Kalimantan Barat Drs H Syakirman. Pelantikan dipusatkan di ruang utama DPRD Singkawang, Kamis (23/5) siang.

Syakirman membacakan sambutan tertulis Gubernur Kalbar, Drs Cornelis MH mengungkapkan, dewan hakim yang akan melaksanakan tugasnya untuk memberikan penilaian seobjektif mungkin dan memegang teguh aturan yang berlaku.

“MTQ tidak sekedar mengukir prestasi namun lebih mendasar yakni memahami isi kandungan alquran. Perlu diingat para juara akan menjadi duta Kalbar menghadapi pelaksanaan MTQ tingkat nasional di Serang Banten Juni 2008 mendatang. Profesionalisme dewan hakim sangat diharapkan,” kata Syakirman.

Kata Syakirman, dewan hakim memiliki kredibilitas tinggi dan dipilih melalui proses yang ketat. Modal intelektual serta kemampuan mumpuni tersebut, kata sekda, diharapkan mampu memberi hasil terbaik.

“Dewan hakim punya tanggungjawab moral yang besar. Sejalan dengan itu dewan hakim harus menjunjung tinggi kejujuran dan objektif, serta menjauhi sikap subyektif. Azas keakuratan dan ketelitian dalam penilaian wajib dijunjung tinggi. Demikian juga sikap adil terhadap seluruh peserta,” kata dia.

Pelantikan tersebut juga dihadiri oleh Sekda Singkawang, Drs H Suhadi Abdullani, Kapolres Singkawang AKBP Parimin Warsito SH, Kepala Kejaksaan Negeri Singkawang, H Samsuri SH, Dandim 1202 Singkawang, Letkol Inf Sudarmadi, Ketua Harian LPTQ Kalbar Drs H Sabhan A Rasyid. Sementara itu, tidak terlihat Ketua DPRD Singkawang, H Zaini Nur menghadiri kegiatan tersebut. (zrf)

23 Mei 2008

H-3 Pelaksanaan MTQ

Pelaksanaan MTQ XXII Kalbar di kota Singkawang semakin mendekat, ada 5 tempat yang akan dijadikan sebagai lokasi lomba yaitu di Stadiun Kridasana, Masjid Ponpes Ushuluddin, Gedung Arafah, Aula Ponpes Ushuluddin, GOR Bantilan dan Gedung Pancasila.

(tes posting, sumber Pontianak Post)